
Sinopsis Drama Korea Hide and Seek Episode 6 Part 1 – episode sebelumnya ada di sini.
Min Chae Rin pergi dengan terburu-buru. Saat sampai, Ibunya sudah masuk ke dalam ambulance dan lagi-lagi Nenek menuduh semua adalah ulah Chae Rin. Nenek juga mengatakan jika Soo A sudah benar-benar pulang, semua akan baik-baik saja.
Chae Rin yang hendak masuk ambulance, didorong oleh nenek.
Dan Eun Hyuk mengetahui perlakuan buruk nenek pada Chae Rin. Eun Hyuk pun mendatangi Chae Rin.
“Kamu selalu hidup seperti ini? kamu hidup sebagai pengganti putri asli keluarga ini? kamu putri palsu yang akan menghilang saat yang asli datang? tapi kamu membual kamulah pemilki perusahaan ini.”
“Kenapa kamu ikut campur?”
“Aku juga tidak ingin ikut campur. Kuharap aku tidak melihatnya.”
“Jadi… kamu pikir bisa mendapatkan keuntungan dari sini? jangan bertingkah. Tidak ada yang akan berubah karena ini.”
“Kamu salah satu orang kaya terlepas kamu palsu atau tidak. Kamulah yang seharusnya jangan bertingkah. Kamu takut putri yang asli akan benar-benar muncul. Aku akan pura-pura tidak melihatnya. Terus saja lakukan petunjuk yang menyedihkan itu. benar-benar menarik.”
Chae Rin mencengkram jas Eun Hyuk, “Memangnya kamu tahu apa? Kamu tahu seperti apa perasaanku harus melakukan hal seperti ini? ini mungkin pertunjukkan bagimu, tapi ini ketulusanku dan perasaan yang sebenarnya. Kamu tidak tahu apa-apa. Jangan terlalu sombong.” Kemudian Chae Rin berlari.
Di rumah sakit, lagi-lagi nenek menginginkan Soo A kembali agar Park Hae Ran tidak benar-benar menjadi gila.
Chae Rin berjalan seorang diri. Sebenarnya Eun Hyuk mengikutinya dari belakang.
***
Eun Hyuk pulang dan di kamar dengan Yeon Joo. “Kurasa kekayaan tidak membuat semua orang menjadi senang. Aku melihat nyonya yang sangat kaya dan bertindak sangat aneh. Perlengkapan rumah sudaah siap, gaun pengantin sudah rampung. astaga, aula pernikahan masalahnya. Banyak pernikahan yang mengantre, jadi, kita harus menunggu. Jagi, kamu sedang memikirkan apa?”
“Apa?bukan apa-apa.”
“Apa yang kamu pikirkan seserius ini?”
“Aku sedang memikirkan seseorang.”
“Entah siapa itu, tapi jangan pikirkan dia. jika terus memikirkan seseorang, kamu akan mulai memiliki perasaan. Jika kamu mulai memilki perasaan, permainan akan berakhir. Kamu hanya boleh memikirkanku. Mengerti?”
***
“Aku tidak yakin kamu pergi ke kelas masak hari ini. kamu mahir memasak hidangan kerajaan?”
“Jangan khawatir. Aku akan membuat orang mengatakan koki terbaik raja terlahir kembali.”
“Ini tidak akan membantumu kembali ke perusahaanmu. Taesan Grup tidak pernah membiarkan menantu mereka bekerja di luar. Sekeras apapun mencoba. Kamu akan berakhir menyedihkan.”
“Orang-orang menyebut itu mimpi. Mungkin terlihat menyedihkan bagimu. Meski kamu terlahir kembali, kamu tidak akan pernah mengerti soal memiliki mimpi seperti itu.”
“Lancang sekali kamu.”
***
Di tempat pembangunan mal Taesan Grup. Seorang kuli bangunan pingsan kerena kelelahan bekerja.
Di kantornya, Moon Jae Sang bertanya pada kakek (saya sebut kakek aja ya? karena emang udah tua banget). “Apa yang dibaca hingga seserius itu?boleh kulihat jika itu rencana untuk gedung baru.” Jae Sang melihat dan itu rupanya berkas proyek merger makepacific.”
“Pimpinan. Akhirnya Ayah memulai ini?”
“Ayah sudah memulainya sejak lama sekali.”
Kemudian ada pegawai menyelonong masuk “Pak, satu pekerja di lokasi pingsan, karena berkerja terlalu keras.”
“Yakkk… kenapa melaporkan hal yang tidak penting?” Ucap kakek.
“Konstruksi berhenti. Para pekerja memiliki banyak keluhan karena Pak Moon memaksa mereka untuk terus bekerja. mereka semua kesal terutama karena pesan penyemangat itu.”
Jae Sang mengelak, “Mempercepat tenggat waktu di lokasi konstruksi bukan hal yang aneh. Kenapa mereka harus mempermasalahkannya? Aku akan segera mengurusnya.”
***
Di lokasi pembangunan. Banyak pegawai yang sepertinya sedang demo. Pekerja menuntut untuk diperlakukan lebih baik. Kemudian Moon Jae Sang pun datang, ia berbicara dengan mandor.
“Perusahaan akan memberi kompensasi sebanyak mungkin pada pekerja yang pingsan karena bekerja terlalu keras. Dan ini bentuk ketulusanku untuk para pekerja di lokasi ini.” Jae Sang memberikan amplop. “Aku tahu uang bukan segalanya, tapi untuk saat ini tidak ada cara lain. tolong bermurahatilah.”
“Kami juga merasa tidak tenang karena protes ini. kami melakukan ini karena apa yang menimpa rekan kami bisa menimpa kami juga.”
“Karena itu. tolong berikan ini kepadanya sebagai kompensasi. Pusat perbelanjaan ini adalah kebanggan Taesan. Jika terlambat, citra perusahaan yang rusak. Jika citra perusahaan rusak, kalian pun kena imbasnya.” Dan Jae Sang mulai lebay.
“Terlebih lagi, pimpinan sudah tua. Aku putra satu-satunya. Tidak ada yang lain. aku satu-satunya. Dia pria tua yang tidak tahu apa yang akan menimpanya besok. Aku melakukannya untuk menunjkan mal dibangun secepat mungkin. Anggaplah perbuatanku ini sebagai tugas seorang anak.”
Moon Jae Sang mulai nangis buaya nih…
Dan mandor mulai mengumumkan agar pekerja bekerja sesuai dengan tenggat waktu. Namun, saat Jae Sang di ruangan mandor, tak sengaja mikrofon terjatuh dan membuatnya menyalam dan suaranya keluar dari pengeras. Semua orang mendengarkannya.
Moon Jae Sang berbicara pada Eun Hyuk.
“Lihat. Apa aku bilang. Ini bukan apa-apa. Mereka sangat mudah. Mereka seperti amuba. Bagaimana aktingku tadi? Ahahhahha… luar biasa bukan? Kita harus mendorong keras mereka karena terdesak waktu dahulu, lalu kita bisa pecat mereka semua setelah pembangunan selesai. Beraninya mereka melawanku. Moon Jae Sang.”
Pekerja pun mulai mengamuk. Saat Jae Sang turun. Para pekerja akan menghajarnya, dan seperti pengecut. Jae Sang sembunyi di belakang Eun Hyuk.
***
Di ruangannya. Kakek sedang mendengarkan rekaman berikut….
“Hentikan amarahmu. Kemarahan adalah nenih dari segala kejahatan. Hentikan amarahmu dan maafkan. Aku mencintai musuh di hadapanku.”
Ternyata, Jae Sang sedang dihukum duduk selama 3 jam. Akhirnya kakek pun mengomel dan melempar barang pada Jae Sang.
***
Chae Rin mengunjungi Ibunya di rumah sakit. Sedikit kilas balik. Saat pertemuan pertama mereka.
“Siapa namamu?”
“Chae Rin.”
“Nama yang cantik. Soo A sudah minum obatnya dan dia sedang tidur sekarang. kamu bisa menyapa dia nanti. Selamat datang di rumahku.”
“Anda benar-benar menyambutku? Sudah tiga orang batal mengadopsiku dan aku belum pernah mendengar smbutan seperti ini.”
“Ahh… ya ampun. Aku tidak akan mengirimmu ke tempat yang lain lagi. Kuharap kamu rukun dengan Soo A.”
“Terima kasih samunim.”
“Panggil aku ibu. Kamu putriku, sama seperti Soo A.” Kemudian Chae Rin memeluk Park Hae Ran, “Aroma ini seperti yang selalu aku bayangkan. Ini aroma ibu.”
“Ini aroma kosmetik. Keluragaku memiliki perusahaan kosmetik.”
“Aku akan selalu bersamamu Nyonya. Aku akan kembali padamu di mana pun aku berada. Saat aku tumbuh besar, aku akan menjadi seseorang yang membuat kosmetik harum sama seperti yang samunim pakai.”
Kilas balik berakhir….
“Siapa? siapa yang datang ke rumah hari itu? kudengar ibu mengalami kejang karena dia.” Tanya Chae Rin pada Kim Siljang.
“Dia Ha Yeon Joo, penjual keliling di kantor kami. Sepertinya Park Hae Ran berpikir dia Soo A. Agasshi itu menemukan kamar Soo A yang ditutup.”
“Kamar Soo A?”
***
Chae Rin menghubungi Yeon Joo dan membuat janji temu.
“Aku minta maaf karena tiba-tiba menghubungimu.”
“Tidak apa. Aku sangat senang menerima panggilan Anda, Bu Min. Anda adalah panutanku. Aku melihatmu di tv waktu itu, bagaimana anda bisa menjawab wawancara sebaik itu? aku pasti sudah sangat gugup dan berbicara omong kosong.”
“Terima kasih karena sudah menganggapku sebaik itu. kamu pasti sibuk. Aku akan ke intinya saja. kudengar, ibuku kasar kepadamu Yeon Joo. Pikiran Ibuku sedikit terganggu. Aku tidak bisa memberitau detailnya karena itu masalah keluarga. Tapi aku harap kamu bisa menngerti.”
“Jangan khawatir. Aku sudah melupakan hal itu.”
“Aku lega mendengarnya. Kamu seperti gadis yang sangat baik hati.”
“Aku hanya tidak berpikir panjang. Ibuku bilang karena aku sederhana. Aku sangat sederhana hingga saat mengamuk dan menangis seperti gadis kecil, dia hanya tinggal memberiku permen untuk membuatku tenang.”
“Kamu lucu Yeon Joo. Kepribadianmu juga ceria.”
“Boleh aku bertanya sesuatu? Bagaimana kamu bisa menemukan ruangan itu?”
“Ahhh… kamar itu?aku hanya naik ke lantai 2 dan melakukannya begitu saja.”
“Kamu melakukannya begitu saja?”
Dan Chae Rin pun mengantar Yeon Joo pulang.
Berlanjut ke bagaian 2… klik disini.