
Sinopsis Drama Korea Hide and Seek Episode 45 Part 1 – Episode sebelumnya ada di sini. Untuk selengkapnya kamu bisa cari tahu di tulisan yang ini.
Chae Rin meminta nenek untuk bangun. namun Nenek malah memeluk kaki Nenek.
“Taesan Grup akan mengambil alih Makepacific. Ini harus dilakukan olehmu. Tanpamu, kami tidak akan bertahan.”
“Untuk apa aku membantu kalian? Itu tidak ada hubungannya denganku. Nenek sudah lupa? Nenek bahkan mengadakan rapat dewan untuk mengusir aku dari perusahaan.”
“Chae Rin…” Chae Rin pun menjauh dari Nenek.
“Nenek terdengar sangat baik hingga membuatku hampir lupa. Bagi Nenek, aku hanya hal mengerikan dan menjijikan.”
“Kamu benar-benar akan seperti ini? aku jauh-jauh datang ke sini untuk memohon padamu. Kamu tidak tahu apa yang ibumu lakukan?”
“Jika itu yang mau nenek bicarakan, temui saja Kim Siljang. Jangan lakukan ini padaku. Pulang saja. sekarang.”
***
Nenek pun pergi. Ia ada di dalam mobil. “Keluar dari mobil. Keluar dari mobil sebentar.” Ucap Nenek pada supir.”
“Baik Nyonya.” Mobil pun menepi. Supir keluar dan Nenek di dalam mobil sedang menangis.
“aigoooo… aku tidak percaya aku berlutut di depan jalang itu. aku Na Hae Geum…. tunggu saja sampai aku rebut kembali perusahaan. Lihat saja nanti. Akan aku buat dia membayarnya, bahkan untuk kesalahan ibunya. Akan aku hancurkan dia.”
***
Park Hae Ran berbicara pada Soo A.
“Ibu tahu nenek sedikit keterlaluan. Tapi kamulah yang menyebabkan masalah.”
“Kenapa Ibu bicara begitu di saat seperti ini? Ibu tidak menghiburku saja?”
“Kamu tidak tahu betapa berbahayanya transfer saham. Perusahaan kita bisa diambil oleh Taesan Grup.”
“Memangnya aku tahu itu? tidak ada yang kupelajari atau dengar.” Soo A marah dan keluar kamar Ibunya.
“Soo A. Tenanglah dan dengarkan Ibu.”
“Tidak, aku tidak mau mendengarkan apapun.”
Kemudian Nenek masuk… “Omma… tolong hentikan Soo A.” Ucap Park Hae Ran pada Ibunya.
“Apa yang akan kamu lakukan? Kenapa membuat ibumu khawatir? Kamu tidak berhak melakukannya. Kamu tahu apa yang harus nenek lalui? Aigooo… memang kamu tahu apa? Kamu berpikiran sangat tertutup.”
“Bagaimanapun juga, perusahaan itu adalah milikku. Apapun yang kulakukan, semuanya terserah padaku. Perusahaan akan menjadi milikku begitu Nenek mati.”
“Soo A…” Hae Ran cukup kaget dengan ucapan Soo A.
“Aku tidak bisa bersama nenek. Aku akan mencari udara segar.” Soo A pun langsung keluar.
Nenek masih menggerutu. “Dia sangat kasar dan sembrono. Aigoo…”
***
“Kamu yakin kamu baik-baik saja? jika Taesan mengambil sesuatu dengan cara seperti itu, semua yang sudah kamu lakukan akan sia-sia begitu saja.”
“Aku tidak punya pilihan,”
“Apapun yang kamu putuskan, itu pilihanmu, tapi pikirkan baik-baik. Pikirkan apa yang akan dipikirkan Chae Rin.”
“Seperti apa aku?”
“Menurutmu kenapa aku jatih cinta kepada Min Chae Rin? Saat kamu mencintai seseorang, kamu tidak perhitungan. Saat kamu melindungi sesuatu, kamu tidak beristirahat. Kamu selalu seperti itu. aku akan membantumu, apa pun yang kamu lakukan. Pikirkan saja karyawan yang kamu sayangi. Begitu Moon Jae Sang mengambil alih perusahaan, dia akan memecat mereka semua.”
“Itu tidak boleh terjadi. Mereka sudah lama bekerja di perusahaan. Mereka sudah seperti keluargaku.”
“Kurasa salah satu mantan Moon Jae Sang meninggalkan beberapa bukti sebelum mati untuk membuktikan sifat asli Taesan.”
***
Di sebuah kafe. Eun Hyuk menyapa seorang pegawai.
“Seo Hee Ju? Aku ingin menanyakan sesuatu tentang mendiang kakakmu, Seo Kyung Ju.”
“Kamu mengenal kakakku?”
“Dia putri sulung dari harian Hangang dan mantan istri Presdir Taesan. Moon Jae Sang. Dia kehilangan perusahaan orang tuanya pada Grup Taesan dan dengan kematiannya, dia mencoba memberitahukan situasi tidak adil.”
“Bagaimana kamu tahu?”
“Tolong keluar sebentar. Seseorang menunggumu.”
***
Di luar ada Chae Rin.
“Kamu orang yang mengenal Kak Kyung Ju?”
“Ya.”
***
Jae Sang mendatangi Tuan Min di Perusahaan.
“Moon Sajang. Kenapa ada di sini?”
“Kamu tidak tahu Grup Taesan seharusnya mengambil alih Makepacific dari Kosmetik Bailing? Untuk melakukannya, aku harus mempelajari sistem kerja dan struktur managemen perusahaanmu. Kita sebut saja ini latihan.”
“Semua ini terjadi karena kamu menghasut Soo A untuk merevisi kontrak dan mentransfer sahamnya.”
“Kamu yang menunjuknya sebagai CFO padahal dia tidak tahu apa-apa. Kamu sendir yang mengundang bahaya dengan membiarkan orang yang tidak andal mengurus kontrak.”
Do Hoon berkata. “maaf. Moon Sajang. Perkataan Anda sudah keterlaluan.”
“Lekas adakan rapat dewan. Sebagai wakil yang didelegasikan atas semua hak CFO Min Soo A, pemegang saham terbesar, aku akan mengambil alih seluruh managemen. Ingat itu saja.”
***
Di sisi lain, Eun Hyuk sedang memikirkan bagaimana cara menghancurkan Taesan. *dan maaf mimin nggak tulis detail karena bagian ini adalah iklan hape itu lhooo…
Chae Rin pun datang.
“Adiknya sungguh mengatakan itu?” Tanya Eun Hyuk.
“Dia bilang kakaknya meninggalkan sesuatu.”
Kilas balik.
“Unnie memintaku memesan pena perekam suara. Kurasa dia ingin merekam sesuatu. Seperti bukti. Soal bagaimana Grup Taesan merebut perusahaan ayahku.”
“Kamu tahu seperti apa pena perekam suara itu?”
“Seperti pena biasa. Pena hitam dengan pinggiran emas. Kumohon, bongkarlah kebenarannya. Grup Taesan tidak seharusnya berhasil. Jika perusahaan semacam itu berjaya, kakakku tidak akan tenang di alam sana.”
Kilas balik berkahir.
Kembali ke Chae Rin dan Euan Hyuk.
“Aku harus menemukan pena perekam suara itu dahulu. Aku yakin ada yang terrekam di dalamnya.”
“Moon Jae Sang juga tahu mantan istrinya meninggalkan sesuatu. Dia tidak tahu soal itu.”
“Tapi adiknya bilang tidak ada apa pun di artikelnya.”
“Artinya pena itu masih ada di rumah Pimpinan Moon.”
Chae Rin mendapatkan telpon dari Moon Jae Sang.
***
“Aku baru saja ingin mengajakmu bertemu.” Ucap Chae Rin saat bertemu Jae Sang di kantornya.
“Kamu ingin menemuiku? Aku harus merasa senang atau bertanya-tanya apa yang kamu rencakan?”
“Nenekku.. ah bukan,Nyonya Na Hae Geum datang menemuiku. Dia berlutut di depanku dan memohon agar aku menyelamatkan perusahaan.”
“Lalu?”
“Lewat kesempataan ini, aku ingin menjadi pemilik perusahaan. Jadikan aku presiden perusahaan itu.”
“Lalu aku dapat apa sebagai imbalannya? Bisa kamu akhirnya hubunganmu dengan Eun Hyuk dan memulainya bersamaku?”
“Perasaanku untukmu tidak pasti. Satu-satunya hal yang aku yakini adalah ntuk mendapatkan apa yang aku inginkan tidak mungkin tanpa bantuanmu. Jawabanku memuaskan? Tidak lama lagi kamu akan ulang tahun bukan? Pimpinan Moon mengundangku. Aku bisa datang?”
***
Kim Siljang datang menemui nenek sambil membawa mangkuk. “Beraninya kamu masuk ke sini.”
“Setelah membuatku bekerja keras selama 30 tahun, sekarang Anda tidak lagi membutuhkanku?”
“Kamu menipu semua orang dan merencakan penculikan Soo A. Beraninya kamu bertindak tanpa malu seperti ini.”
“Lantas mari mati bersama.”
“Kamu sudah gila? Kenapa aku harus mati?”
“Anda dan aku sudah melakukan dosa besar. Satu-satunya cara menebusnya adalah dengan mati.” Kim Siljang memberikan tonik dan Nenek membuangnya.
“Jika kamu mau mati, mati saja sendiri.”
“Anda sangat mempertahankan hidup Anda. Anda pasti ingin hidup.” Kim Siljang mendekati Nenek. “Na Hae Geum, aku tidak akan pernah mati sendirian. Meski aku mati, kita akan mati bersama.”
Dan itu Cuma mimpi.wkwkwkkw… nenek terbangun. Kemudian menelpon seseorang. “Hari ini aku terlalu gelisah dan gugup. Apa namanya? tombol yang bisa segera menghubungi polisi. Aku ingin memilikinya.”
***
Eun Hyuk mengatar Chae Rin ke kediaman Taesan.
Hati-hati. Jika Jae Sang menyadari kamu mencari sesuatu. Dia akan langsung tahu. Langsung pergi jika kamu merasa dalam bahaya. Aku akan menunggumu.”
“Kamu sudah melalui banyak hal untuk mengeluarkan aku dari rumah ini. aku tidak akan tertangkap lagi.”
***
Di dalam rumah,Jae Sang berkata pada ayahnya bahwa tidak masalah ia dipermainkan oleh Chae Rin. Karena dia sangat menginginkan Chae Rin.
Chae Rin sampai dan menyapa mantan mertuanya.
“Kamu ke sini untuk memberi selamat kepada Jae Sang?”
“Ya, bagaimana keadaan Anda? Ahh.. ahjumma, jika kamu sedang menyiapkan makan malam, biar aku bantu.”
Bunga pun diberikan pada Jae Sang.
Berlajut ke bagian 2 ya. klik di sini.