
Sinopsis Drama Korea Hide and Seek Episode 44 Part 1 – Episode sebelumnya bisa kamu baca di sini. Untuk selengkapnya ada di tulisan yang ini.
“Anda terlambat. Pak Min.” Ucap Kim Siljang.
“Ya. bagaimana dengan istriku?”
“Dia meminm obat penenang dan terus tidur setelahnya.”
“Masuklah.” Dan Pil Doo pun masuk.
“Ternyata kamu di sini.apa kamu tahu betapa banyak yang harus aku lewati karena kamu?”
Kemudian nenek keluar. “Keributan macam apa ini? ada orang di sini? kenapa dia di sini? kamu tidak tahu dia orang macam apa?”
“Dia bersikeras untuk mengatakan sesuatu.” Ucap Tuan Min.
“Sudah jelas yang akan dikatakan pria hina itu. kamu tidak akan mendengar apa pun yang bagus darinya. Usir dia sekarang. tunggu apa lagi. Kim Siljang? Seret dia keluar sekarang juga. Tunggu. Tidak perlu. Hubungi polisi dulu.”
Pil Doo langsung berlutut. “Nyonya. Tidak akan terlalu terlambat untuk menghubungi polisi setelah mendengarkanku. Lagi pula ada sesuatu yang harus aku bicarakan dengan polisi.”
“Ayo lakukan Bu. Dia mengatakan ada seseorang yang mendalangi penculikan Soo A.” Ucap Tuan Min.
“Tidak perlu mendengar omong kosongnya sedikitpun. Apa kamu punya banyak waktu untuk bermalas malasan?”
“Kita dengar penjelasannya dulu. ini tentang Kim Siljang.”
“Ya, Nyonya. Orang yang memerintahkan aku untuk menculik cucumu dan membuangnya ke tempat dia tidak akan pernah bisa kembali adalah wanita ini (menunjuk Kim Siljang).” Dan Hae Ran keluar dari kamarnya.
“Apa-apaan ini?”
“Ayo jelaskan semuanya. Katakan apa pria kotor ini benar? Itu tidak benar bukan?”
“Itu benar.” Ucap Park Hae Ran. “Kim Siljang benar-benar memerintahkan untuk menculik Soo A. Bukan itu saja selama bertahun-tahun ini sejak dia menghilang, dia memberiku halusinogen agar aku gila. Dia bahkan memaksaku meminum pil tidur lebih awal di siang hari saat tidak ada orang di rumah. Untung aku tidak menghabiskannya. Sesatu mungkin terjadi jika itu aku habiskan.”
“Apa Park Hae Ran berkata jujur? Apa itu benar?”
“Nyonya. Itu tidak benar. Bagaimana aku bisa melakukan hal semacam itu?”
Pil Doo marah. “Kenapa kamu..jadi, kamu akan tetap pura-pura tidak berdosa? Ahh… saat aku membawa Soo A kembali ke keluarga ini, kamu menculikku untuk menghentikanku melakukannya, bukan? Bukankah begitu?” Pil Doo mencengkeram Kim Siljang.
“Tidak! Aku katakan itu tidak benar.”
“Cukup Kim Sun Hye.” Ucap Hae Ran. “Haruskahh aku panggil putrimu? Chae Rin ke sini? kamu mau aku melakukan itu?”
“Apa? Apa yang kamu katakan? Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Siapa putri siapa? itu tidak mungkin benar. Kamu Ibu Chae Rin? Mustahil bukan? Itu tidak mungkin benar.” Nenek berteriak.
Kim Siljang tiba-tiba lari dan kabur.
***
Di gerbang, Min Chae Rin baru saja sampai. Ia menarik Kim Siljang. Tahu sedang dikejar, Eun Hyuk yang menghadang Pil Doo.
“Ada apa lagi? Minggir. Aku harus menangkap wanita itu. yakk… kamu tahu siapa dia? dia orang yang menghancurkan hidup kita sekaligus. Kamu mengerti?”
***
“Serahkan dirimu. Ini tidak bisa diselesaikan seperti ini. terimalah hukuman atas perbuatanmu sampai sekarang. kamu seharusnya tidak hidup sebagai manusia. Kamu tahu hidup beberapa orang hancur karena kamu? karena pembalasan dendammu!”
“Bahkan jika aku menghadapi situasi itu lagi, aku akan membuat keputusan yang sama. aku akan menculik Min Soo A dan membuatmu menggantikannya. Akan aku buat keturunanku mengambil alih perusahaan, alih-alih keturunan Na Hae Geum.”
“Apa gunanya bagimu membalas dendam seperti itu? itu hanya akan membuatmu seperti Nenek.”
“benar. Aku orang seperti itu, jadi jangan pernah coba meremehkanku.dan jangan coba menemuiku lagi. Ini akan menjadi kali terakhir kita.”
Kim Siljang pun lari. Pil Doo mengejarnya.
***
“Para Dewa, tolong jaga kami…” Ucap nenek di hadapan anak dan mantunya.
“Apa nenek sama sekali tidak tahu?”
“Dia berencana membodohi kita. Bagaimana kita bisa tahu? Bagaimana Kim Sun Hye kembali?” Ucap Hae Ran.
“Aku bahkan lebih jijik bahwa dia ibu kandung Chae Rin. Dia menculik Soo A untuk membawa putrinya sendiri ke rumah kita dan mengambil alih perusahaan. Namun di mana Soo A?”
“Dia tidak ada di perusahaan seharian ini. dia meninggalkan kantor tanpa mengatakan apa pun. Dia bahkan mematikan telponnya.”Jawab Tuan Min.
“lalu dia ke mana?” Tanya Nenek.
“Kurasa dia menghindariku. Aku mengomelinya sendikit karena kontrak. Dia belakangan ini menyebabkan masalah dalam perusahaan.”
“Masalah apa yang dia sebabkan untuk membuatnya menghindarimu?”
***
Soo A masih tidur di pangkuan Ahjumma. Ahjumma sampai kesakitan. Karena dua adik Yeon Joo datang. Yeon Joo pun bangun.
Yeon Joo memeluk dan berbaikan dengan kedua adiknya.
***
Chae Rin pergi dengan Eun Hyuk. Dia sampai salah orang mengenali pejalan kali yang ia kira adalah Kim Siljang.
“Lebih baik seperti ini. aku merasa tenang setelah kini dia menyingkir di hadapanku. Aku harap dia hilang selamanya.” Ucap Chae Rin.
“Semuanya akan baik-baik saja. dia pasti bersembunyi di suatu tempat sekarang. apa kamu begitu khawatir?”
“Dia mengabaikan anak satu-satunya di panti asuhan. Dan dia membawaku ke rumah itu sebagai alat pembalasan dendamnya. Jadi, kenapa aku harus mengkhawatirkan wanita semacam itu?”
Eun Hyuk memeluk Chae Rin. “Biarkan dirimu khawatir jika kamu khawatir. Kamu bisa melakukan itu dihadapnku.”
***
Pimpinan Moon kembali melakukan meditasi. Kemudian Moon Jae Sang menemuinya.
“Bukankah kita harus beraksi terhadap Makepacific? Gunakan kontrak yang telah direvisi untuk melanjutkan rencananya dengan tepat.”
“Ya.”
“Aku bertemu dengan Chae Rin hari ini. ulang tahunmu pekan depan. Kuminta dia datang makan bersama.”
“Dan apa yang dia katakan?”
“Akan aku buat dia datang.”
***
Eun Hyuk memasukkan diksa lepas di laptopnya.
Di dalamnya ada rekaman suara Moon Jae Sang. “kurasa mantan istriku meninggalkan sesuatu….”
***
Eun Hyuk datang ke kediaman Pimpinan. Di taman, ia menyapa ahjumma yang baru saja membeli sayuran. Eun Hyuk memberikan sebuah hadiah untuk Eun Hyuk. Ahjumma sangat senang diberi hadiah.
“Ada yang ingin aku tanyakan. Tentang mantan istri Moon Sajang.”
“Maksudmu para mendiang istrinya?”
“Aku dengar mereka bunuh diri. Tapi aku penasaran jika mereka punya alasan lain. juga ada rumor tentang itu.”
“Aku tidak tahu banyak. Namun aku memang berpikir itu agak aneh. Mereka bukan tipe yang akan bunuh diri. Istri pertamanya biasanya pendiam, jadi sulit tahu apa yang dia pikirkan, namun istri keduanya sangat berbeda. Dia harus mengatakan apa yang dia mau. Dia selalu membicarakan tentang membalas dendam.”
“Balas dendam?”
“Dia begitu banyak bicara tentang pembalasan dendam. Dia mengatakan akan meningglkan bukti untuk mengungkapkan atau apa.”
“Jadi dia meninggalkan bukti?”
Berlanjut ke bagian 2 ya. klik di sini.