Review Film Indonesia Filosofi Kopi 2 – Hai dunia… Pada saat filosofi kopi yang pertama, jujur saya lumayan kecewa, hehe. Entahlah mengapa saya selalu merasa buku jauh lebih indah daripada gambaran visual pada film. Mungkin karena saya terlalu bermain-main dengan imajinasi.
Nah karena kesuksesan filosofi kopi yang pertama dan secangkir kopi zaman now itu sudah seperti gaya hidup rasa-rasanya tidak ada yang aneh kalau ada filosofi kopi 2 ben dan jody. Kalau masalah tulisan webseriesnya, saya sama sekali nggak baca lho. Hehe, denger-denger sih dapat tanggapan yang bagus.
Masih sama seperti sebelumnya, dimainkan oleh dua aktor yang sama yaitu Chicco Jerikho dan Rio Dewanto. Sudah rilis pada 13 juli 2017, dan saya membaca dari beberapa sumber yang mengatakan bahwa Filosofi Kopi tidak menjaring banyak penonton sesuai dengan target yang mereka punya. Bahkan nih, sekuel ini tidak mampu menyaingi banyaknya jumlah penonton filosofi kopi yang pertama.
Lalu bagimana sinopsis filosofi kopi 2 ini?
Masih dengan karakter yang sama, Ben selalu sangat-sangat keras kepala dengan semua pandangan-pandangan dia, bahkan nih untuk urusan merekrut barista saja entah sudah berapa orang yang ia remehkan dan pecat. Sejujurnya saya nggak suka sama karakter yang demikian, heheh.
Setelah perjalanan filosofi kopi keliling Indonesia, mereka memutuskan untuk kembali ke Jakarta dan membuat kedai. Setelah berjuang sana sini, akhirnya mereka menemukan investor baru bernama Tara yang diperankan oleh Luna Maya (doi cantiknya nggak ilang-ilang ya?).
Buka cabang di kota lain pun mereka lakoni tepatnya Yogyakarta, hingga kejadian tak terduga datang. Ayah Ben meninggal dunia dan ia tahu bahwa Tara yang selama ini menjadi investor besar dari filosofi kopi adalah anak dari seseorang yang membuat ayah ben kehilangan ladang kopinya sekaligus orang yang membuat Ibunya meninggal.
Dengan kepribadian Ben yang sangat keras kepala itu, muncullah konflik… akankah Filosofi Kopi terselamatkan?
Baca juga : Review Jailangkung 2017.
Komentar Saya Mengenai Filosofi Kopi 2
Saya nggak punya ekspektasi apapun terhadap film ini, karena sudah kadung agak kecewa dengan filosofi kopi yang pertama. Jadi, saya mencoba untuk menikmati apa yang ada saja. Ada beberapa hal yang saya suka diantaranya ost yang kayaknya pas banget, apalagi ada lagu dari Banda Neira di akhir kisah.
Untuk karakter Ben, saya masih nggak habis pikir saja kenapa dia keras kepala sekali. Masalah akting pemain nggak ada keluhan sama sekali, bahkan tampilan visualnya juga cantik. Eh tambahan nih, Nadine Alexandra yang jadi Sabrina/Bri menurutku kalau dia akting masih kurang luwes aja, nggak tahu ya kenapa?
Kecepetan
Bagi saya melihat bagaimana konflik yang tumbuh sperti jamur di musim penghujan dalam filosopi kopi 2 kemudian terselesaikan begitu saja rasanya kok jadi aneh, film ini seperti kehilangan gregetnya begitu saja.
Saya bilang Filosofi Kopi 2 ini bukan nggak bagus, tapi hanya masalah selera saja. Dan saya nggak suka-suka benget sihh…
Ohh iya, tambahan…
“untuk yang punya rasa, itu berarti ia juga punya nyawa.”
1 Comment