Review Drama Korea Mr. Queen (2021)

Review Drama Korea Mr. Queen (2021) – Sudah selesai juga akhirnya. Tepat di 20 episode. Luber sampai tahun 2021, padahal sudah tayang sejak tahun 2020. Sebelumnya sudah pernah saya tulis kesan pertamanya di sini.

Seperti biasanya cuma lanjut komentar aja.

Naik-Naik Ke Puncak Gunung Secara Rating

Awalnya drama ini diganjar dengan rating sekitar 8 persen saja. Episode bertambah dan tinggi rating pun bertambah banyak. Sampai dua digit.

Bila memperhatikan bahwa drama ini adalah TVn punya. Maka rating itu bisa dibilang amat sangat tinggi.

Di tahun 2021 makin berkibar aja yaa tv kabel.

Apakah layak diganjar dengan rating yang makin tinggi?

Saya pikir wajar-wajar aja. Karena secara pemain rasanya pas dan secara ide sebenarnya unik. Meski bisa dibilang idenya penuh perdebatan juga.

Shin Hye Sun Bisa Jadi Apa Ja Ya?

Sebagai aktris. Dia memulai nggak langsung jadi peran utama. Pernah juga main drama yang 100 episode itu. Tapi makin ke sini, perannya sebagai peran utama sangat layak diperhitungkan.

Bagaimanapun, Shin Hye Sun lah yang menjadi pria dalam diri wanita. Dengan suara yang diberat-beratkan. Dengan tingkah polah yang kadang nggak masuk diakal.

Aktingnya bagus banget pokoknya.

Edan.

Kim Jung Hyun Memang Cocok Main Komedi

Usai di waikiki pertama yang begitu menyita perhatian. Dua aktor seperti Kim Jung Hyun dan Oppa Gwencana kayaknya emang layak banget jadi aktor dengan sentuhan komedi.

Mimik mereka dapet banget.

Bagaimanapun meski Kim Jung Hyun menjadi seorang raja. Secara perilaku dan tingkah polah, ia juga mampu menunjukkan hal-hal lucu. Waktu Mama tekdunglala juga entah ketawa atau nangis tuh Raja.

Ahahhaha. Ekspresinya sungguh membagongkan.

Untuk sisi pemilihan peran. Raja satu ini bener-bener unik.

Emang Sageuk Tapi Beda

Kalian mungkin sudah sering mendengar kalau saya suka ngeluh kalau sageuk sekarang nggak segreget sageuk lama yang bahkan episodenya lebih dari 50.

Sageuk kali ini emang beda. Karena pertambahan karakter dari masa depan, oleh karenanya kisah yang harusnya berjalan tradisional mampu menunjukkan hal-hal lain. Sama kayak Moon Lovers dimana IU datang dari masa depan.

Tapi.

Mari kita lihat lagi dan jujur saja.

Bahwa sesungguhnya pikiran Mas Kokilah yang ada di dalam sosok Mama. Bagaimana dia merebut hati Raja dan bagaimana kemampuannya memasak. Semuanya dititiskan oleh jiwa Mas Koki yang dimainkan oleh Choi Jin Hyuk.

Kalau secara jenis kelamin. Maka drama ini semacam cowok suka sama cowok gitu ya?

Meski batin Mas Koki suka menghindar di beberapa momen. Tapi tetap saja. Sebagai Mama, malah tidak bisa menolak pesona dari Raja.

Sampai tekdunglala dalam sekali celup juga.

Karena masalah gender yang jadi rancu ini. Ada beberapa akun sosmed yang menyarankan untuk nggak nonton drama ini.

Tapi cuy.

Dari judulnya saja sudah menjelaskan kerancuan itu sendiri. Yaaa kalik ratu kok mister?

Kehadiran Pemeran Pembantu yang Sama Okenya

Dayang yang lucu.

Dayang yang suka ribet sama kelakuan tuannya.

Juga beberapa pemeran lain saat adanya kudeta malah kaget-kaget lucu. Sangat jauh dari drama korea yang sebenarnya mengandung unsur ketegangan karena ada kisah politik dan perebutan kekuasaan di dalamnya.

Pemeran pendukung di sini benar-benar mendukung.

Nggak Logis Sebenarnya

Sumpah saya tuh nggak suka kalau ada drama korea yang enak-enak aja nyabut jarum infus dari tangan.

Dalam keadaan koma kemudian bisa lompat sana sini dan lari-larian udah kayak kucing aja.

Terus langsung ngacir ke toko buku.

Duh. Kita-kita yang habis tidur semalaman aja kayaknya susah banget untuk bangun lagi. Harus pelan-pelan, nggak langsung tbtb gitu kan?

Apa ini karena kekuatan cinta?

Halah.

Pada Akhirnya…

Spoiler boleh ya?

Happy ending. Tapi saya sempat nggak percaya aja kalau bakalan sad ending. Yaaa masak gitu?

Tapi setidaknya Mr Queen nggak menggantung endingnya.

Kesimpulan Review Drama Korea Mr. Queen (2021)

Untuk genre komedi, saya rekomendasikan ke kalian. Tentunya dengan rasa komedi yang berbeda. Sebagai genre perebutan kekuasaan yang ada dalam sageuk, saya tetap suka drama-drama sebelumnya yang pernah ada (kayak Empress Ki dll).

Bagian yang paling saya suka malah tentang masak dan masak. Kayaknya enak aja gitu.

Apakah bagus banget?

Di saya sih masih bagus aja. Semacam anggap aja sebagai hiburan. Toh kita-kita sudah cukup dewasa untuk menakar mana yang menjadi prinsip dan tidak *membahas tentang konflik penontonnya.

Untuk kisseunya mantap sih. *lah.

Saya ada di bagian penonton yang tidak ada di garda depan untuk drama ini. Cukup tahu, hahahihi, ohhh gitu, dramanya selesai. Bagus. Dan yah sudah gitu aja. Meski begitu…

Cast Oke.

Ide Unik.

Gimana menurut kalian? Ada di garda depan apa penonton santuy aja kek saya?

Terima kasih sudah membaca ya.

 

You May Also Like

8 Comments

  1. drama ini bner2 penyegaran sih, stelah smakin marakx drma action, misteri n makjang.
    ,, smua pmain pendukungx sesuai dg porsinya,
    ,, awal2x agak gaje aja liat kim hwan, tp d ep20 ternyata dia ada guna x juga buat nyuri stempel kodok krajaan ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

    ,, buat review spin off x jg min yg judulnya bamboo forest

  2. Jujur saya merasa ending-nya ini seperti ada yang mengganjal aja gitu. Semacam konklusinya tidak selaras dengan apa yang udah dibangun di awal, khususnya tentang konflik batin Mas Koki. Rasa rasanya kayak ceritanya dibuat oleh dua orang dengan pola pikir yang berbeda. Agak disayangkan sih, jadi seolah-olah ngikutin apa maunya penonton secara umum, tapi visi aslinya jadi dikesampingkan. Tapi ga heran sih sebenernya, sebagian besar drama yang heboh di sosmed seperti ini eksekusinya. Kasarnya komersil banget gitu. Tapi pengen tanya deh buat mimin ataupun yang kebetulan baca, drama ongoing yang udah tayang tapi masih ada proses syutingnya apakah masih ada kemungkinan berubah jalan ceritanya mengikuti reaksi penonton?

    1. bisa banget itu. mengikuti selera pasar. karena beberapa drama biasanya syuting sambil jalan dramanya.
      contoh kasusnya adalah The Last Empress (2018-2019). Drama ini mengalami pertambahan episode karena laku. kemudian ending jadi ambyar karena Choi Jin Hyuk masih dengan kontrak lamanya tanpa perpanjangan. gila nggak tuh, peran utama dibuat mati karena nggak bisa perpanjang kontrak (namanya aktor laku, biasanya jadwalnya memang sudah padat).

      yep. drama ini laku. heboh di sosmed. kemudian berjalan dengan fluktuasi sesuai ekspektasi penonton. kalau melihat kebelakang, sageuk itu biasanya sad ending.

      sebenernya agak kecewa juga saya. misalnya Mas Koki yang udahlah dia pulang ke kehidupan modern, kemudian Mama yang bener-bener masuk ke tubuhnya seolah nggak ada penjelasan lainnya.

      Pada akhirnya saya cuma sedikit maklum bahwa pertukaran jiwa memang bikin warna baru pada cerita. Kalau mau totalitas sageuk biasa? yaa lagi-lagi mungkin nggak akan menyedot perhatian sebanyak ini.

      olehkarenanya, saya hanya bisa bilang drama ini bagus. kemudian yaaa udah. hahhahaha.

      ngena di hati? kan nggak, sebab banyak ganjelan. *coba cek ah kali aja dudukin uang logam.

      1. Ada yang bilang Mas Koki dan Ratu sebenernya berbagi tubuh, ketika momen percintaan Ratu yang ambil alih. Tapi… Jelas jelas diperlihatkan kalau setiap momen tersebut seringkali ditunjukan keresahan sampe akhirnya pelan-pelan menerima, berarti kan yang bereaksi itu Mas Koki? Suka atau tidak menurut saya drama ini awalnya emang ada konteks jeruk makan jeruk. Kalau takut beresiko kenapa karakter koki ini bukan perempuan aja dari awal? Lagipula perempuan tomboy dan barbar ada kok.
        Saya emang belum lama menonton drakor, yang sudah saya tontonpun belum sampe 30 judul. Tapi saya menyayangkan sih bagaimana eksekusi sebagian drakor (khususnya yang heboh sosmed) itu mengikuti reaksi penonton. Padahal banyak yang ide awalnya bagus dan menarik, tapi berujung dengan eksekusi yang klise dan cenderung maksa atau bahkan mengecewakan.
        Sepertinya akan lebih baik proses produksi/syuting sudah selesai baru tayang. Karena bagi saya, karya apapun termasuk drama adalah perwujudan dari kreativitas dan perspektif (khususnya penulis dan sutradara) dalam menceritakan suatu kisah. Baik komersil maupun idealis ya itu keputusan mereka. Kalau awalnya idealis kemudian jadi komersil karena penonton kok jadi miris ya liatnya. Bagaimanapun juga penonton ya “tempatnya” hanya sebagai pengamat dan penilai baik suka maupun tidak dengan yang disajikan.

        1. kadang selera pasar malah banyak berdampak. misalnya drama miskin rating akhirnya episodenya malah dirampingkan.
          beberapa drama kelar dulu baru beberapa bulan dapat slot untuk tayang (kayak Stranger 2 yang selesai sebelum pandemi. Makanya pas pandemi, yang lain stop dulu,tu drama masih ngacir aja). Tapi malah banyak drama yang katakanlah kejar tayang *biasanya naskah baru setengah jadi.

          yaah lagi-lagi. di situ ada kerumunan, di situ ada cuan. cuan tentu saja bisa jadi tujuan.
          Oh yaa saya juga ingat BLWL, penonton malah demen peran utamanya balikan sama mantan suami. padahal kalau lihat cover utama di drama itu bukan sama mantan suami, tapi lelaki baru, cinta baru. ehh endingnya jadi kayak harapan penonton kebanyakan.

          aahh yaaa jadi menyebalkan lama-lama yaah kalau ngekor maunya penonton.

  3. Sayang sekali spanjang 20 episode
    tidak ada adegan raja menikmati scr khusus racikan masakan mas Koki
    mungkin pas perjamuan aja

    Penginnya ada adegan perpisahan antara mas koki, ratu, dan raja sprt di oh my ghost
    mas koki mengatakan perasaan sbnrny ke raja
    Ratu berterima kasih ke mas Koki

    Tapi ya gimana lagi mungkin nanti jd kontroversi yang penting “Mac Donalduu”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!